Waktu saya prakerin di CV Irsyad Kurnia Design (2 Juli- 30 September 2014), saya mendapatkan banyak
teman dan banyak guru baru yang membantuku dan pastinya ilmu yang sangat bermanfaat dalam ilmu bangunan. Mereka semua baik denganku. Saya prakerin disana dengan teman-teman saya, namanya Desi dan Vicky. Mereka selalu
membantuku disaat aku tidak bisa melakukan pekerjaanku. Walaupun terkadang juga mereka tidak bisa membantuku.
CV Irsyad Kurnia Design itu perusahaan yang bergerak dibidang konsultan. Guru pembimbing kami namanya Pak Hery dan Pak Wachid. Hubungan komunikasi anatara kami pun terbilang masih cukup baik.
Kami disana prakerin selama 3 bulan. Selama disana kami diajak juga dalam acara kantor baik acara resmi maupun tidak resmi. Kekeluargaan sangat terasa di sana.
Ini cerita saya selama prakerin di CV Irsyad Kurnia Design, saya sangat menikmati waktu disana. Selain saya mendapat ilmu disana, saya juga mendapat banyak saudara. Demikian cerita singkat saya selama prakerin. Terima kasih.
Minggu, 11 Januari 2015
Kamis, 08 Januari 2015
PROFIL PSIS SEMARANG
PSIS Semarang
Persatuan Sepak Bola
Indonesia Semarang atau PSIS
Semarang adalah klub sepak bola yang
bermarkas di kota Semarang, Indonesia dengan markas Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah
"Laskar Mahesa Jenar".
PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara
Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya
(2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001),
dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama
Liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang
pernah menjuarai Liga Perserikatan
dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
- Sejarah
I.
PSIS memiliki stadion Jati Diri yang di beri julukan
Teather of dreams yang memberi julukan itu adalah 2 pemain legendaris PSIS
yaitu Andika Auli dan Haidar Ulin.Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota
ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat
adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri
hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini
mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.
II.
Selanjutnya ada pula tim bernama Comite
Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah
Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond
(HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan
eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.
III.
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang
menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928,
bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots
Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS
inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada
tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang
(VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.
IV.
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond
Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan
Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS)
yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS
dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa
Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.
- Julukan
PSIS memiliki julukan pasukan yaitu Laskar Mahesa Jenar karena Laskar Mahesa Jenar adalah pasukan yang sangat kuat, oleh karena PSIS diberi julukan Laskar Mahesa Jenar.
Prestasi
Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara pada tahun 1987. Kala itu PSIS Semarang yang diperkuat Lagenda Besar Ribut Waidi mengalahkan Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Syaiful Amri. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA Games yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura Jayapura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai runner-up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.
Liga Perserikatan
- Tahun 1987 - Juara
(sebelum era Liga Super Indonesia di tahun 2008, Divisi Utama Liga Indonesia merupakan kasta tertinggi persepakbolaan Indonesia)
Divisi I Liga Indonesia
- 2001 - Juara
- Piala Soeratin 2003 - Runner Up (PSIS U-18)
- Piala Soeratin 2004 - Juara (PSIS U-18)
- Piala Emas Bang Yos (PEBY) 2005 - Juara III
- Piala Emas Bang Yos (PEBY) 2006 - Runner Up
- Kiprah PSIS di Liga Indonesia
1. Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995
PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 8-0 di Stadion Gelora 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan gubernur Jawa Tengah saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.
- Total pertandingan: 32 (10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah)
- Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan
2. Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996
Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makassar 2-0.
- Total pertandingan: 30 (10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah)
- Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan
3. Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996
Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.4. Liga Indonesia IV 1997-1998
Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan).Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.
- Total pertandingan: 16 (4 kali menang, 8 kali seri, 4 kali kalah)
- Selisih gol: 17 gol memasukkan-24 gol kemasukan
5. Liga Indonesia V 1998-1999
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian runner-up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Suwon Samsung Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.- Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah)
- Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan
6. Liga Indonesia VI 1999-2000
Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
- Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah)
- Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan
7. Liga Indonesia VII 2000-2001
PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama.- Total pertandingan: 16 (12 kali menang, 2 kali seri, 2 kali kalah)
- Selisih gol: 24 gol memasukkan-9 gol kemasukan
8. Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002
Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur PSIS tetap menempati posisi papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga Bank Mandiri), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan Persita Tangerang 2-1 melalui perpanjangan waktu.- Total pertandingan: 22 (8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah)
- Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan
9. Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003
Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuat pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.
Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah Persik Kediri yang fenomenal karena pada tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya. Liga Indonesia XII ( Liga Djarum Indonesia tahun 2005), prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Pada tahun ini ada sesuatu yang baru di mana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.
- Total pertandingan: 38 (14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah)
- Selisih gol: 43 gol memasukkan-45 gol kemasukan
10. Liga Indonesia X 2004
Mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herry Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.
- Total pertandingan: 34 (12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah)
- Selisih gol: 35 gol memasukkan-34 gol kemasukan
11. Liga Indonesia 2005
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3.Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.
- Total pertandingan: 30 (13 kali menang, 12 kali seri, 5 kali kalah)
- Selisih gol: 41 gol memasukkan-23 gol kemasukan
12. Liga Indonesia 2006
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, runner-up Grup A (8 Besar), runner-up kompetisi.Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan uji coba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.
Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Cristian Gonzalez.
- Total pertandingan: 31 (16 kali menang, 5 kali seri, 10 kali kalah)
- Selisih gol: 37 gol memasukkan-31 gol kemasukan
13. Liga Indonesia 2007
Prestasinya menurun dibanding 2 musim sebelumnya. Menghadapi Divisi Utama Liga Indonesia 2007 yang terdiri dari 36 tim untuk memperebutkan 18 tim yang berhak bermain di Liga Super Indonesia PSIS hanya menduduki peringkat 10 wilayah barat dengan mengumpulkan 13 menang, 10 seri , dan 11 kalah. Sedangkan klub yang berhak masuk Liga Super Indonesia adalah peringkat 9 dan sejatinya tidak berhak menikmati ketatnya persaingan LSI 2008.14. Liga Indonesia 2008
Bersama PKT Bontang, Laskar Mahesa Jenar beruntung mengikuti Liga Super Indonesia 2008–09 menggantikan Persmin Minahasa dan Persiter Ternate yang tidak memenuhi 5 aspek BLI. Tanpa adanya dukungan dana APBD Pemkot Semarang dan ditinggal oleh bintang - bintangnya seperti M. Ridwan dan Khusnul Yakin yang hengkang ke Pelita Jaya, Emanuel De Porras yang memilih liga italia, dan imral usman, PSIS Semarang hanya mengandalkan para pemain muda. Akhirnya dengan sangat memalukan, PSIS menjadi juru kunci dengan menelan 21 kekalahan, 9 kali seri dan hanya sanggup menang 4 kali, dengan rekor kebobolan 62 gol.15. Liga Indonesia 2009-2010
Tidak banyak yang dilakukan oleh Tim kebanggaan kota Lumpia ini selain hanya menduduki peringkat 6 grup 2 dan tidak berhak lolos ke babak 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2009–1016. Liga Indonesia 2010-2011
Prestasi Tim kebanggaan kota Lumpia ini semakin terpuruk saja dengan hanya hanya menduduki peringkat 8 grup 2 (dari 13 tim) dan tentu saja kembali tidak berhak lolos ke babak 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2010–1117. Liga Indonesia 2011-2012
Di tengah kisruhnya sepak bola Indonesia, PSIS Semarang memilih bernaung di Divisi Utama Liga Indonesia 2011–12 (LPIS) dibawah bendera PT Liga Prima Indonesia Sportindo. finish di peringkat 5 grup2 dibawah tim - tim jawa tengah lainya seperti PSIR Rembang yang finish di peringkat 2 grup 2 dan PSCS Cilacap di peringkat 4 grup 2.18. Liga Indonesia 2013
PSIS Semarang hijrah ke Divisi Utama Liga Indonesia 2013 yang dikelola PT. Liga Indonesia (LI). Kali ini ia menujukan prestasi yang lebih baik. Menghuni peringkat 3 grup 2, tim ini berhasil lolos ke babak ke dua. akan tetapi, cideranya Ronald Fagundez dan Addison Alves dibabak kedua yang tidak diimbangi kematangan para pemain muda, membuat Mahesa jenar hanya menjadi juru kunci , kalah dengan sang juara, Persebaya Surabaya, PSBS Biak Numfor, dan PS Bangka.Di musim ini diwarnai Peristiwa Godong yang terjadi di Kabupaten Grobogan. Ketika melawan Persipur Purwodadi fans - fans PSIS dinilai meresahkan warga masyarakat kecamatan godong dengan melakukan penjarahan. Seusai pertandingan, fans - fans PSIS Semarang dicegat oleh warga setempat sehingga tidak dapat kembali ke Semarang selama belasan jam. Baru setelah pihak yang berwajib turun tangan para fans yang tertahan bisa dievakuasi. Peristiwa lain adalah dipecatnya imral usman dan morris power dari tim setelah terjadi mangkir karena keterlambatan pembayaran gaji.
19.Liga Indonesia 2014
PSIS Semarang yang diperkuat dua pemain asing Julio Alcorsé dan Ronald Fagundez memulai Divisi Utama Liga Indonesia 2014 dengan luar biasa, memuncaki klasemen Grup 4, dengan hanya menantongi 1 kekalahan, hingga akhirnya lolos ke 8 besar. Di 8 Besar PSIS Semarang bermain luar biasa hingga belum selesai 8 besar pun, Tim asal kota Semarang ini sudah dipastikan melaju ke semifinal bersama PSS Sleman, termasuk kemenangan telak melawan Persiwa Wamena. juru gedor, Hari Nur Yulianto menjadi Pencetak gol Terbanyak ke-4 dengan 14 gol di bawah Abblode Yao Rudy (Persiwa Wamena,17 gol), Brima Pepito Sanusie (Martapura FC, 16 gol), dan Fernando Gaston Soler (Pusamania Borneo F.C.,15 gol), sedangkan striker Mahesa Jenar lainnya Julio Alcorsé di peringkat 7 dengan 13 gol.Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rabu, 07 Januari 2015
CONTOH PROPOSAL RENCANA USAHA
RENCANA USAHA
“MARTABAK
MIE RENYAH”
GPM BLOK B NO.16, LANGENHARJO, KENDAL
DISUSUN
OLEH:
SUKMA ADI PRATAMA
KELAS/ NO: XI TGB 1/ 27
DAFTAR ISI:
Ø BAB 1: Latar Belakang
-
Sejarah
-
Analisa SWOT
Ø BAB 2: Aspek Produk
-
Cara pembuatan
-
Pengepakan/ kemasan
Ø BAB 3: Aspek Pemasaran
-
Promosi
-
Saluran Distribusi
Ø BAB 4: Aspek Keuangan
-
BEP (Break Event Point)
-
R/L (Rugi/ Laba)
Ø BAB 5: Penutup
-
Lampiran
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepda Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya, saya bisa membuat suatu gagasan usaha yang Insya Allah akan
bermanfaat bagi saya sebagai pemilik usaha dan umumnya masyarakat.
“MARTABAK MIE RENYAH” itulah nama yang saya berikan untuk
kegiatan usaha ini, yang bergerak di bidang makanan ringan.
Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung, memberi saran, dan masukan untuk kelancaran dalam usaha ini.
Kendal, Mei 2014
Ø Latar Belakang
- Sejarah
Dalam
pesaran sekarang banyak makanan yang berupa makanan kecil dan besar dengan
harga yang beraneka ragam dari yang murah sampai yang mahal.
Sekarang
banyak aktifitas yang dijalani oleh setiap orang. Dengan aktifitas yang semakin
padat , membuat banyak orang membutuhkan asupan makanan yang harus dipenuhi.
Paling tidak untuk cemilan saat beraktifitas.
Dengan
mengembangkan dari martabak sayur menjadi martabak mie, saya bermaksud untuk
membuat makanan menjadi lebih simple dan mudah untuk didapat. Mungkin dapat
dimakan saat bersantai ataupun sambil melakukan pekerjaan. Dan tentunya dengan
harga yang terjangkau.
Dengan
pembuatan “MARTABAK MIE RENYAH” yang dibuat dengan cara yang mudah, lebih
higenis yang kemudian akan dijual dengan harga yang terjangkau. Maka tentu ini
pasti akan menjadi hal yang menarik minat masyarakat untuk mencoba membelinya.
Mungkin
sebelumnya kita jarang mendengar martabak mie, mungkin kita lebih sering
mendengar martabak sayur atau telur. Maka dengan ini saya akan mengembangkan
usaha martabak mie untuk bersaing dengan martabak sayur atau telur tersebut.
Tujuan dari saya menjual
martabak ini untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa ada juga yang namanya
martabak mie, mungkin apabila martabak yang akan saya jual ini dapat diterima
oleh masyarakat saya akan mengembangkan usaha ini.
- Analisa SWOT
1.
Strength
(Kekuatan)
v Mempunyai cirri khas yang berbeda dari usaha martabak
lainnya, martabak lain yang biasanya berisi sayur, namun saya kembangkan
menjadi isi mie dan telur.
v Tempat yang strategis dan banyak konsumen.
v Rasanya yang enak.
2.
Weakness
(Kelemahan)
v Tidak cocok untuk orang yang tidak suka makanan yang
berminyak.
v Belum memiliki cabang.
v Belum banyak dikenal oleh banyak orang.
3. Opportunity (Peluang)
v Bisa diterima oleh sebagian masyarakat dan banyak yang
menyukainya.
v Ciri khas dari martabak tersebut yaitu mie mungkin membuat
banyak orang penasaran akan rasa dari martabak tersebut.
4. Threat (Tantangan)
v Banyak yang meniru usaha tersebut.
v Harga bahan baku yang mungkin sewaktu waktu bisa naik dapat
menyebabkan harga martabak mie ini pun bisa naik juga sewaktu waktu dan dapat
mengurangi minat dari para konsumen
v Terkadang cuaca yang ekstrem dapat menyebabkan orang malas
keluar rumah.
Ø Aspek Produk
- Cara pembuatan “MARTABAK MIE RENYAH”
1. Siapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat martabak,
seperti wajan, serok wajan, minyak goring, dan bahan –bahan makanan seprti
terigu, mie, air, telur, kulit martabak,sayur-sayuran dan bumbu-bumbu lainnya.
2. Lalu setelah semua siap kita buat terlebih dahulu kulit
martabak mie dengan terigu, air, dan telur dicampur dan dibuat tipis-tipis
secara melebar lalu kita rebus atau kita dapat membelinya dipasar.
3. Setelah kulit martabak mie siap, kita buat mie yang akan
menjadi isi dari kulit tersebut dengan mencampur mie, sayur-sayuran dengan
bumbu-bumbu lain yang kita ingin.
4. Setelah semua tercampur dan siap,kita masukan mie,
sayur-sayuran tersebut kedalam kulit martabak lalu tutup dan goreng dengan
minyak goreng yang sudah dipanaskan.
5. Kita tunggu 5 menit sambil membolak balikkan martabak mie
tersebut sehingga matang secara merata.
6. Setelah matang jangan lupa dengan membukus martabak kedalam
kemasan tang berbentuk plastik.
Ø Aspek Pemasaran
- Sigmentasi Pasar
ü Menganalisa potensi pasar
Dalam menjalankan usaha ini harusmengetahui potensi pasar
yang akan dijalani agar usaha yang dijalani tersebut dapat diterima oleh
kalangan masyarakat (konsumen).
Dalam menjalankan usaha ini harus dapat menentukan lokasi/
tempat yang strategis, mudah dijangkau oleh masyarakat (konsumen).
ü
Dalam menjalankan usaha ini juga harus
menentukan target/ sasaran pasar usaha, dengan melihat perbedaannya agar lebih
mudah dijangkau oleh pembeli dalam membeli produk tersebut.
- Saluran Distribusi
Bahan baku yang akan saya buat semua
saya membeli dipasar, yang terdiri dari kulit martabak, sayur-sayuran, mie,
terigu, telur.
- Promosi
Untuk
mempromosikan produk yang saya buat, saya akan langsung tawarkan kepada
konsumen di lingkungan SMK N 2 Kendal.
Ø Aspek Keuangan
- BEP (Break Event Point)
· Bahan
baku
Kulit martabak 2 pack (@ isi
15) Rp. 6.000,00
Telur (1/4 Kg) Rp.
4.000,00
Mie instan (2 bungkus) Rp. 3.000,00
Sayur-sayuran+ terigu Rp. 3.000,00
Pembungkus Rp.
2.000,00 +
Total biaya yang
dikeluarkan Rp.
18.000,00
BEP= Jumlah biaya yang
dikeluarkan
Jumlah produk
= Rp.
18.000,00
30
biji
=Rp.600,00/
biji
Keuntungan
= 100%
Rp. 600,00x100%=
Rp. 600,00
ü H
penjualan = Rp. 600,00+
Rp. 600,00= Rp. 1.200,00
ü H
jual =
Rp. 1.200,00
ü Keuntungan
seluruhnya = Rp. 1.200,00 x 30 = Rp. 36.000,00
= Rp.
36.000,00- Rp. 18.000,00
= Rp.
18.000,00
Dengan hasil perhitungan terseut, dapat disimpulkan bahwa
saya mendapat keuntungan/ laba sebesar Rp. 18.000,00 disetiap penjualan 30 biji
martabak mie.
Ø Penutup
- Kesimpulan
Berdasarkan
uraian uraian yang telah saya berikan diatas, saya dapat menyimpulkan beberapa
hal, yaitu:
I. “MARTABAK MIE RENYAH” dibuat dengan bahan yang aman dan tanpa
bahan pengawet.
II. Harga yang terjangkau sehingga tidak terlalu menguras
dompet.
III. Produk asli dari Indonesia.
- Harapan
Harapan
saya untuk produk “MARTABAK MIE RENYAH” adalah semoga produk ini bisa lebih
berkembang dan maju. Disamping itu, saya berharap produk ini tidak berkurang,
karena menurut saya makanan ini sangat bagus dan berkualitas.
Langganan:
Postingan (Atom)